Karya : akaichi hana
Di pagi yang sangat sejuk berdirilah seorang anak kecil yang memandang takjub ke atas sana. Ada apa gerangan di atas sana? Apa yang ia lihat? Banyak pertanyaan di dalam hatiku yang tak tercurahkan.Aku mendekati gadis kecil itu lalu bertanya “apa yang adik lihat…?”. Anak itu tidak menjawab pertanyaanku ia hanya memandangi langit kecil yang beralaskan awan. Karna aku masih penasaran aku bertanya sekali lagi “apa yang adik lihat…?” lagi lagi anak kecil itu tidak menjawab ia hanya menunjuk ke langit. Lalu anak itu mengatakan satu kata “itu”. Aku terdiam lalu aku mengikutinya melihat ke langit. Astaga ternyata ia melihat bintang. Bintang yang paling terang untuk menyinari pagi yang belum di sinari mentari.Belum hilang rasa penasaranku pada anak itu aku bertanya ”siapa nama adik?” pertanyaan ku hanya di jawab dengan senyum yang lumayan lebar. Dan ia kembali menatap langit.Tiba tiba dari dalam rumah yang lumayan besar ada seorang laki-laki yang memanggil-manggil seseorang ”bintang, bintang, kamu dimana sayang” suara itu sangat berat tetapi penuh rasa cinta. Tiba tiba anak yang berada di sampingku lari menuju suara itu. Seorang laki-laki muda keluar dari rumah. Anak kecil itu berlari ke arahnya. Lelaki itu menggandeng anak kecil itu masuk ke rumah.
Aku belum memperkenalkan diri namaku Zarina aku adalah seorang pelajar yang sedang jalan jalan dengan adik kembarku dialah Zirana. Aku pergi meninggalkan kota jakarta untuk menghirup udara segar di desa tempat kelahiran ayahku. Bunda sudah meninggal 3 tahun yang lalu karna sakit. Sekarang aku berumur 16 tahun dan aku tinggal bersama ayah, dan dua kakak ku ka Dava dan ka Arya. Aku punya seorang nenek yang baik hati. Sekarang aku sedang berlibur di kediamannya. Dialah ibu dari ayahku, dialah yang membesarkan ayahku meski membesarkan ayah seorang diri nenek tidak mengeluh. Sampai akhirnya ayah menjadi orang sukses dan menjadi ayah yang baik untuk keluarga. Ayah tidak bisa lama-lama pergi meninggalkan pekerjaan kantor yang menumpuk jadi ia tidak ikut bersenang-senang dengan kami di sini. Semenjak kepergian bunda ayah selalu menyibukkan dirinya di kantor. Waktunya ia habiskan untuk mengerjakan berkas-berkas yang ia anggap penting.
Aku sedang berjalan jalan pagi ketika aku melihat sesosok anak kecil sedang memandangi langit yang tertutup oleh awan. Aku benar-benar heran pada anak itu kenapa dia selalu menatap langit. Sesampainya di rumah aku bertanya tentang anak itu kepada nenek. Nenek bercerita panjang lebar.Aku masih belum percaya kalau gadis kecil itu bisu. Karna iya mengucapkan kata ”itu” padaku. Aku hanya terdiam mendengar cerita dari nenek. Ka Dava sangat antusias mendengarnya sedangkan ka Arya hanya sekali-sekali menoleh dari tempat duduknya. Nenek bilang nama gadis kecil itu Bintang. Ia bisu karena kejadian tragis yang menimpa dirinya 3 tahun yang lalu. Di hadapan matanya ayahnya di bunuh dengan tragis oleh pamannya sendiri. Sejak saat itu ia membisu dan ibunya yang tidak terima kejadian itu akhirnya gila dan masuk ke rumah sakit jiwa. Sekarang ia tinggal bersama abangnya. Segala macam cara sudah di lakukan Bayu untuk menyembuhkan adiknya tetapi Bintang tetap tidak terobati.Bayu bekerja di pabrik pupuk milik nenek sebagai pengawas barang yang masuk setiap harinya. Dia anak yang jujur dan ulet nenek sangat bangga dengan hasil pekerjaannya.
Keesokan harinya aku melihat kejadian yang sama yaitu melihat Bintang sedang memandang bintang. Tapi ada yang lain dengan anak itu ia kelihatan sedang menangis. Aku menghampiri nya untuk memastikan apa yang aku lihat. Ternyata benar saat itu Bintang sedang menangis. Tetap aku tidak tahu penyebab mengapa Bintang menangis. Ketika aku ingin bertanya Bintang keburu di panggil oleh Bayu. Bintang berlari ke arah Bayu tanpa mempedulikanku.Aku tertegun sesaat dan akhirnya aku memutuskan untuk pulang. Sesampainya di rumah aku tidak menemukan Zi dan nenek aku hanya bertemu dengan ka Arya dan ka Dava yang sedang berebut pulpen yang mereka temukan di kolong meja. ”Aneh pulpen aja berebut” gumamku. Sesaat mereka berpaling kepada ku lalu melanjutkan bertengkar memperebutkan pulpen.Aku tidak ingin bertanya pada mereka di mana Zi dan nenek sekarang. Karna percuma saja kalau aku bertanya mereka takkan menjawabnya. Aku masuk ke dalam kamar sambil menyetel MP3. Suara yang mengalun indah membuat suasana nyaman. Tiba tiba ada yang mengetuk pintu kamarku.”Za, Za, buka pintunya dong Za aku mau masuk nih” seru suara dari luar.”ya sebentar” seru ku dari dalam kamar.”dari mana aja lo Zi gue cariin lo dari tadi yang ada ka Arya ama ka Dava yang lagi berantem” seru ku dengan pandangan sinis.”gue abis nganterin nenek ke pasar, lo sih mau di ajakin eh ngilang entah kemana. Emang tadi lo kemana sih?”tanya Zi bersemangat.”gue abis ngeliat Bintang, tapi kasian Bintangnya lagi nangis.” seru ku lagi.”mana ada bintang bisa nangis ngaco aja deh masih pagi bu jangan ngelantur”seru Zi.”bukan bintang di langit dodol. Tapi Bintang itu loh yang di ceritain nenek kemaren inget ngak?” seru ku menjelaskan” Oooo.. gue kira bintang di langit. Emang kenapa dia nangis mungkin inget kejadian itu kali ya? kasian kecil-kecil udah di tinggal orang tuanya ayahnya mati bundanya gila, pasti dia kesepian deh” jawab Zi bersemangat.”mungkin tapi kan masih ada abangnya, kasihan yah untungnya kita masih punya ayah yang sayang sama kita jadi kita ngak terlalu kehilangan atas kepergian bunda ya Zi..!” seru ku parau.”iya.. kita masih beruntung juga masih punya kakak yang sayang sama kita”seru Zi.kami tenggelam dalam pikiran masing masing dan entah apa yang sedang kami pikirkan.
Besoknya aku tidak menemukan Bintang yang biasanya sedang melihat bintang. Kukira ia sudah di panggil masuk oleh abangnya. Tetapi dua hari berikutnya aku tetap tidak menemukan Bintang Aku takut ada yang terjadi dengannya. Aku memutuskan untuk ikut nenek ke pabrik pupuk, aku ingin tahu Bintang lebih jauh dari Bayu kakaknya. Ka Arya, ka Dava, dan Zi memaksa ikut akhirnya kita ber lima pergi mengunjungi pabrik di antar oleh kang Asep supir pribadi nenek. Ka Arya, ka Dava, dan Zi sibuk dengan pertanyaan mereka masing masing pada nenek. Tetapi aku sendiri lebih tertaik untuk mencari Bayu. Akhirnya aku menemukannya di sudut pabrik sedang menghitung barang yang di turunkan dari truk.Setelah selesai menghitung barang aku mengajaknya untuk ngobrol. Ternyata benar yang di katakan nenek kalau dia adalah seseorang yang baik dan sangat ramah. Tetapi ketika aku bertanya tentang Bintang wajahnya terlihat sangat sedih. Dia berkata bahwa akhir-akhir ini Bintang selalu gelisah dan tidak tenang di kala tidur. Mungkin itu di sebabkan karena dia ingat kejadian yang memilukan. Kejadian itupun yang membuat Bayu kehilangan sosok orang tua dalam hidupnya.”dua hari tang lalu setelah aku pulang dari pabrik aku menemukan Bintang tidak sadarkan diri. Badannya panas, dan aku langsung membawanya ke dokter. Kata dokter itu di sebabkan traumatik yang berkepanjangan” seru Bayu.”Terus Bintang sekarang ada di mana?” tanya ku penasaran.”Bintang ada di rumah sakit dokter menyarankan agar Bintang di rawat inap sampai kondisinya benar-benar membaik tapi hari ini ia sudah di izinkan pulang. Setelah aku meyelesaikan semuanya aku akan menjemputnya”seru Bayu.”aku ikut ya!” rajuk ku kepadanya.“emm… baiklah tapi aku harus menyelesaikan pekerjaan ku dulu” seru Bayu.“emmm… oke aku tunggu ya!” seru ku gembira.
Aku meminta izin pada nenek untuk ikut Bayu kerumah sakit dan diizinkan. Zi ingin ikut tetapi tidak diizinkan oleh ku. aku bilang padanya bahwa ia hanya akan merepotkan saja yah dasar anak kembar kami jadi bertengkar dan kemenangan berpihak pada ku. Dengan berat hati Zi melepas kepargian kami. Kebahagiaan terpancar di wajah Bayu karena hari ini ada dua orang yang bisa ia bawa pulang ke rumahnya. Ya ibu yang mereka cintai telah sembuh dan akhirnya di izinkan pulang. Bayu sudah tidak sabar melihat wajah ibunya yang telah lama berpisah dengan nya.Ketika sampai di rumah sakit Bayu sangat bahagia karna ibunya sudah bersama Bintang. Ketika Bayu masuk ke ruangan, Bintang dengan cepat berlari kearahnya dan detik berikutnya mereka berpelukan. Pelukan yang hangat dari sepasang saudara. Setelah selesai berpelukan Bayu menuju ibunya dan berlutut di kaki ibunya.”bu maafkan aku selama ini aku gagal menjadi anak yang baik bagi ibu. Aku tidak berbakti padamu dan membiarkanmu dalam ruangan yang tidak nyaman selama 3 tahun. Tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa untuk membahagiakanmu aku menyesal ibu maafkan aku..!” rintih Bayu memohon.”tidak anakku kamu tidak bersalah kamu hanya menjadi koban kekejaman pamanmu yang membuat kita kehilangan ayah untuk selama-lamanya. Bahkan membuat adikmu seperti sekarang ini. Pasti selama ini kamu merasa kesepian!” ucap ibu.”aku tidak pernah merasa kesepian karna ada Bintang yang selalu membuatku tegar menghadapi semua ini bu..!” seru bayu menahan tangisnya.”oh iya bu, kenalkan ini temanku namanya Za ia cucu nenek Sulastri. Ia sedang berlibur di sini” seru Bayu.”siang tante” seru ku denan hormat.”jadi kamu Zarina anak Bima dan Putri bagaimana keadaan mereka?” tanya ibu Bayu.“Ayah baik-baik saja” ucap ku kemudian.“Lalu bagai mana dengan keadaan bundamu apakah dia baik baik saja saya kangen sekali dengan nya dulu kami bersahabat dan pernah mencintai orang yang sama ayahmu. Tapi ayahmu lebih memilih bundamu karna mungkin ia lebih baik!” seru ibu Bayu.“oh gitu ya tante, tapi sayang tante ngak bisa ketemu bunda lagi karena bunda udah ngak ada” ucapku melemah.”apa maksudnya, apa yang terjadi dengan Putri? Apakah maksudmu Putri sudah meninggal?” tanya ibu Bayu.”ia tante bunda sudah meninggal 3 tahun yang lalu karna penyakit yang di deritanya!” kataku lagi.”ibu turut berduka cita ya sayang atas kepergian bunda mu, lalu bagaimana keadaan kakak-kakakmu dan adik kembarmu mereka baik-baik aja kan?” ucap ibu Bayu.”mereka baik-baik aja ko tante. Tadi sih masih di pabrik sama nenek tapi mungkin sekarang udah pulang.” seru ku.”bu, mari kita pulang lebih baik ngobrolnya di lanjutkan di rumah saja ya!” seru bayu.”iya sayang mari kita pulang”seru ibu.
Keesokan harinya.”Bay, lo di bolehin nenek libur tapi sebagai gantinya lo anterin gue jalan-jalan ya, ajak Bintang juga biar dia ngak suntuk di rumah mulu” seru ku mengajaknya.”oke..gue setuju bentar ya gue panggilin Bintang dulu sekalian izin ama ibu” ucap bayu.”oke.. gue tunggu sini ya!” seru ku menimpali perkataannya.Bayu kembali menggandeng Bintang di sisinya. kami jalan-jalan menuju taman di dekat pertokoan. Disisi kanan dan kiri taman, terjual berbagai macam barang yang di butuhkan. Mereka duduk-duduk di taman tersebut.”Za, Bintang, pada haus ngak kakak beli minum dulu ya” seru Bayu.”oke deh” ucap ku menyetujui perkataannya.aku melihat ke sekeliling ada yang menjual boneka aku berinisiatif untuk membelikan Bintang boneka. aku bertanya pada Bintang apakah ia mau di belikan boneka, dan Bintang menganggukkan kepala tanda setuju. Karna letaknya di sebrang jalan, Bintang ku suruh menunggu saja dan tidak ikut menyebrang. Ketika aku ingin menyebrang dari arah selatan ada mobil yang berkecepatan tinggi.Tiba-tiba Bintang berteriak ”ka Za awas”. Bayu yang tahu kejadian itu berlari sekuat tenaga dan menerjang ku sampai ke sisi di sebrang jalan. kami berdua selamat, dan detik berikutnya kami baru sadar bahwa yang berteriak tadi adalah Bintang. kami cepat-cepat menyebrang dan menghampiri Bintang yang masih panik. Bayu berusaha meyakinkan dirinya bahwa yang ia dengar tadi adalah murni suara Bintang.”Bintang sayang kamu bisa bicara coba ucapkan kata apapun agar kakak tidak penasaran” seru Bayu menggebu-gebu.”kakak aku sayang kakak” seru Bintang dengan lancar.”terima kasih tuhan kau telah menyembuhkan adik yang aku sayangi” seru Bayu.Ia menoleh ke samping dan melihat ku sedang meritih kesakitan.”Za kamu ngak papa? Yaampun tangan mu berdarah, sebentar..” seru Bayu lalu berlari membeli air es, tisu, dan obat merah.”aku obatin ya lukanya, sini tangannya...” seru Bayu.”auwwww..............” rintih ku kesakitan.”aduh sakitya maaf ya sebebtar lagi selesai Cuma tinggal di perban aja, selesai”seru bayu.”thanks ya bay.. lo berbakat juga jadi dokter hehe.. terus luka mu gimana?” tanya ku.”ngak papa.. Cuma ke gores doang ko.. kita pulang aja ya biar kamu bisa istirahat” seru Bayu sambil memapah ku sampai rumah.Di rumah nenek sangat panik tapi ketika sudah di jelaskan bahwa aku tidak apa-apa nenek kembali tenang. Nenek berkata bahwa ayah kami besok akan datang untuk menjemput kami. Aku sangat sedih karna aku tidak ingin berpisah dengan Bayu dan Bintang. Tapi Bayu meyakinkan ku bahwa kami akan bertemu kembali.
Keesokan harinya ayah kami datang. Ketika ayah melihat ibunya Bayu ia bertegur sapa dan menjadi akrab lagi. Mereka saling bertukar cerita tentang pengalaman hidup yang mereka lalui hingga hari ini. Setelah ayah ngobrol dengan ibunya Bayu kami berkemas untuk kembali ke Jakarta. Kami baru menyadari bahwa ayah sangat gembira. Dan baru kali ini aku menyaksikannya tersenyum selepas itu setelah kepergian bunda 3 tahun lalu. Dan aku tahu penyebabnya, ya mungkin karna ia bertemu dengan ibunya bayu atau tante Ratna.Dua bulan kemudian ayah bercerita kepada kami bahwa ia akan memberikan kami seorang bunda. Ia akan melamar wanita itu dua hari lagi. Dan aku kaget ketika aku tahu bahwa yang akan menjadi bundaku adalah tante Ratna ibu Bayu. Berarti aku dan bayu akan menjadi saudara. Hati ini sangat bahagia mendengarnya.Sesungguhnya Bayu sangat menyayangiku tapi ia mengorbankan perasaannya untuk ibu dan adiknya. Bulan berikutnya tante Ratna sudah resmi menjadi istri ayah sekaligus bunda buat kami. Bintang sangat bahagia bisa punya kakak perempuan. Sekarang aku dan Bayu sangat saling menyayangi meski hanya sebagai kakak adik aku senang bisa mempunyai kakak seperti dirinya. Malam ini Bintang sedang memandangi bintang. Tidak seperti hari-hari sebelummya. Kini ia memandang bintang dengan penuh kegembiraan. Dan akhirnya Bintang kembali bersinar terang.
Sumber : http://cerpen.net/cerpen-remaja/bintang-yang-bersinar-kembali.html
0 comments:
Post a Comment